Senin, 16 April 2012

AYAT KENANGAN

-Khalil Tirta Anggara
 Raden Aksara

Dengan apa harus kuberi
Setelah benih-benih kau tanam dalam dadaku
Kini lebat dan tak sanggup aku reka dengan waktu
Karena perkataan dan dengup jantungmu adalah kitab pelajaran
Mengenai hidup yang aku buru

Dimana perjalanan yang saling kita tumpah
Adalah arah yang musti kucatat dalam sajak baruku
Sebagai perwakilan akan kepergianmu

Sekarang aku sadar
Tanah selatan yang dulu kuanggap tanah gersang
Ternyata subur karena wajahmu yang terus membasah
Pada setiap sudut bibir yang merekah

Diammu saja adalah bahasa
Apalagi kata-katamu adalah puisi yang kuasa
Berkehendak memecahkan pada setiap orang yang menderita

Tetap kuabadikan semua titahmu
Yang terus merambai pada terik matahari
Dalam museum kenangan
Sebab, akan kuceritakan kembali
Pada tubuh-tubuh yang akan datang
Bahwa engkau petualang yang tak pernah pulang

Sebaris alismu yang menjalar pada langit
Seakan mengeja kata sebuah kenisbian di permukaan
Semua itu yang membikin aku teringat

Adapula yang masih melekat dalam bathinku
Pengikat tangan yang kau temukan di lorong aspal
Saat berjalan lurus dari rumah Tuhan sebelum subuh datang
Dimana orang-orang masih pulas dalam tidurnya

Kalau boleh aku menganggap
Engkau adalah ibuku yang ke dua
Melahirkanku sebagai perangkai kata


Annuqayah, 19 Jumadil Akhir 1432 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar